Saturday, March 21, 2015

Malaysia 2014 - 2015

Beberapa tahun lalu Icha dikasih kesempatan untuk ke Singapore dan Malaysia untuk liburan, alhamdulillah. Dan alhamdulillah lagi sekitar bulan Agustus, tepatnya tanggal 7 atau 8 di tahun 2014 Icha dikabarin kalau Icha kebagian di Malaysia untuk melakukan Internship sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi yang sedang Icha jalani. Alhamdulillah seneng banget mengingat prosesnya yang lumayan panjang dan hampir bikin icha pasrah karena visa lama banget turunnya dan Icha udah pasrah kalau akhirnya Icha harus internship di dalam negri aja.

Sebelum Icha berangkat, Icha sudah bikin list tempat-tempat yang ingin Icha kunjungin selama Icha tinggal di Malaysia. Tetapi, karena jadwal internship Icha yang sangat amat padat, dan sekalinya libur waktunya singkat banget, jadi Icha cuma berhasil ngunjungin beberapa tempat aja, tapi gapapa, siapa tau ada 'next time' untuk ngunjungin semua tempat-tempat yang ada di list Icha. 

Jujur ini pertama kalinya Icha tinggal jauh dari orang tua. Siap-siap engga sih sebenarnya, karena di rumah udah biasa beresin kamar sendiri dan nyuci piring sendiri tapi Icha gasuka banget nyuci baju, dan ngepel, sebenarnya. Mungkin salah satu alasan kenapa Allah ngasih kesempatan ini pada Icha adalah, supaya icha belajar untuk jadi perempuan yang lebih mandiri. Dan benar, Icha jadi kebiasa nyuci baju sendiri meskipun awal-awal tiep nyuci cuma di injek-injek doang pakaiannya karena gatau harus ngapain, tapi hasil nanya-nanya ke temen-temen akhirnya berhasil juga Icha nyuci dengan cara normal, belajar mengelola uang sendiri karena Icha berkomitmen untuk ga minta uang dari orang tua selama disana, alias ngandelin allowance dari kantor tempat magang aja. Oiya, selama disana Icha tinggal di sharing aparment gitu, jadinya ada rasa tanggung jawab untuk nyapu dan ngepel rumah tiep hari hahaha. 

Waktu tinggal di Malaysia seneng banget, parah, pertama dapet uang tiep bulan, jadi ga harus minta orang tua, dan Icha bisa manage sendiri, kalau ada kebutuhan, atau mau beli sesuatu ga harus minta-minta ke orang tua. Dan karena itu juga jadinya ngehargain uang banget, akhirnya sering banget memanfaatkan fasilitas gratis yang disediakan oleh negara Malaysia. Misalnya, setiap ke Kuala Lumpur saat weekdays pasti Icha naik bus GoKL, dari satu tempat ke tempat lain. Bus GoKL ini adalah bus gratis, yang ada free WiFinya haha. Meskipun sempit-sempitan dan waktu perjalanan agak lama, jadi ga kerasa karena keasikan WiFian hahaha. Tapi kalau lagi ke Kuala Lumpur saat weekend  biasanya Icha naik monorel atau LRT supaya hemat waktu, karena aga macet kalau naik bus. Naik LRT dan monorel juga cuma sekitar 1.6 ringgit sekali jalan. Btw menurut aku, value 50 ringgit disana gede banget. 50 ringgit itu bisa kepake buat lebih dari seminggu *karena Icha makan tiga kali sehari di tempat magang, jadi cuma ngeluarin uang untuk transport, beli snack, atau kalau lagi pengen apaa gitu* dan untungnya saya bukan tipe yang suka beli barang yang ga penting, jadi bisa nabung banyak deh dalam sebulan hahaha. Mungkin temen-temen berfikir kalau itu yaa Ichanya aja kebetulan yang bisa me-manage ya itu salah satu faktor. Tapi coba deh, di Indonesia Icha pegang Rp 50,000 dan beli satu kripik kentang di minimart harganya Rp 10000 berasa banget kan ngeluarin duitnya? Sedangkan di malaysia kalau makan dan beli kripik kentang itu cuma sekitar 1 - 2 ringgit. Jadi si 50 ringgit itu lama banget habisnya hehehe.


The Batu Caves featuring laki-laki jones

Selama tinggal di Malaysia engga ada yang bikin Icha heran sih, soalnya tempat Icha tinggal yaitu Nilai, Negeri Sembilan, Malaysia itu seperti tempat tinggal Icha di Papua waktu Icha masih kecil dulu. Dan asik banget, kebetulan Icha sekamar sama orang Melayu, dan punya banyak tetangga orang-orang Melayu, Filipina, India, Nepal, dan masih banyak lagi, oiya ada orang Indonesia juga :D Mereka semuanya sangat welcome dan baik banget sama Icha, dan Icha belajar bahasa mereka juga. Icha belajar Bahasa Melayu, Tagalog, Hindistan dan Thamil, dan lain-lain.

Selama di Malaysia Icha dapet banyak sekali teman lokal, dari mereka Icha belajar bahasa Melayu dan dari mereka juga Icha bisa lihat, ternyata respon mereka terhadap orang-orang Indonesia itu positif loh. Mereka sangat open dengan budaya Indonesia, malah ada beberapa yang lebih suka musik-musik dan sinetron Indonesia, dan mereka juga mengakui kalau Indonesia itu kaya sekali dengan sumber daya alamnya, selain itu, di Malaysia masih jarang banget ada themed restaurant gitu, jadi sekalinya ada itu nge-hits banget deh disana. Temen-temen tau Nanny's Pavillon kan? Nah disana ada Nanny's dan itu memang milik orang Bandung, Indonesia, waiter/ssnya juga banyak yang dari Indonesia, dan orang-orang Malaysia juga mengakui banget kalo restaurant itu keren. And I am so proud to be Indonesian.

Sebenarnya masih ingin bercerita hanya saja, entah, agak nggak focus nih hehehe. Mohon maaf kalau tulisannya acak-acakan, ini posting disela-sela break nugas hehehe, so I made it fast. Secepatnya aku akan bikin postingan tentang 'Your Guide In Malaysia'. Disitu aku akan share gimana untuk survive/liburan tanpa mengeluarkan banyak duit di Malaysia. 


Cheers,

NS



Monday, January 26, 2015

A Journey

Sebuah perjalanan bukan hanya perjalanan. Dalam sebuah perjalanan terdapat banyak cerita, banyak pelajaran, dan banyak hal yang entah kenapa baru kita sadari didalam perjalanan itu.

Bismillahirrahmanirrahim..
Akhirnya untuk pertama kalinya Icha merantau. Memang sih cuma lima bulan, tapi dari awal Icha tau, pasti bakal ada perubahan dan hal-hal baru yang Icha pelajari. Lima bulan harus tinggal jauh dari orang tua, jauh dari pengawasan mereka, jauh dari perlindungan orang tua dan keempat abang Icha. Lima bulan harus jauh dari lingkungan Icha, harus keluar dari zona aman Icha, karena mau ga mau Icha harus jalanin semuanya sendiri, ngurus apa-apa sendiri, dan lain-lain.

Dalam perjalanan singkat ini Icha banyak belajar, belajar untuk ikhlas, belajar untuk lebih tegas, belajar untuk tetap istiqamah walaupun orang tua yang selalu mengingatkan Icha lagi ga bersama Icha.

Dalam perjalanan singkat ini Icha belajar, yang namanya nikmat itu gabisa cuma kita ukur dari banyaknya uang yang kita punya. Selama ini pengertian nikmat itu kalau udah bisa beli apa yang kita mau. Ternyata engga. Icha dikasih banyak banget, banyak banget nikmat dari Allah. Bukan uang, tapi nikmat sehat, alhamdulillah selama lima bulan itu Icha gapernah sakit, hanya flu biasa, padahal sering kerja melebihi sepuluh jam setiap harinya.

Dalam perjalanan singkat ini Icha menyadari, betapa berhasilnya orang tua Icha mendidik Icha. Tanpa pengawasan mereka, Icha punya kesadaran diri untuk menjaga diri Icha sendiri, Icha punya kesadaran diri untuk tetep berdo'a karena Icha tau Icha yang butuh Allah. Meskipun jauh dari orang tua, Icha merasa Icha gapernah menyalahgunakan kepercayaan yang mereka berikan. 

Ya Rabb, Icha ga tau apakah perjalanan ini memang sebuah kebetulan, atau hasil dari kerja keras Icha selama ini, atau memang rencana-Mu untuk kehidupanku kedepannya, tapi apapun itu Icha sangat berterima kasih. Terima kasih telah menguatkan Icha, menguatkan kami semua selama menjalani perjalanan ini. Terima kasih telah mempertemukan Icha dengan orang-orang yang hadir dalam perjalanan Icha kali ini.  Maaf kalau selama ini Icha kurang mensyukuri apa yang telah Allah berikan. Semoga perjalanan ini menjadi salah satu hal yang membuat Icha semakin dekat dengan-Mu. Aamiin Ya Rabb.

Ingin cerita secara detail sih sebenarnya apa aja yang terjadi sampai akhirnya banyak belajar dan tersadar, next time deh. Assalamualaikum, readers! :)